Kemalasan dan Alasan demi Alasan
"Saya cuma pensiunan. Saya cuma PNS. Saya cuma ibu rumahtangga. Saya cuma mahasiswa. Saya dari kampung. Saya masih terlalu muda. Saya nggak punya pengalaman. Saya nggak punya modal."
Familier? ya.....biasanya itulah alasan-alasan yang terdengar saat kita mengajak orang-orang untuk memulai usaha. Mungkin saja alasan-alasan itu benar. Tapi aslinya, itu pembenaran. Ya, pembenaran. Lihatlah. Apakah ada pensiunan dan PNS yang sukses sebagai pengusaha ? Ada. Banyak. Apakah ada IRT dan mahasiswa yang sukses sebagai pengusaha? Ada. Banyak. Ternyata, yang mereka munculkan itu cuma alasan-alasan (excuse) dan kemalasan.Sudah saatnya kita memiliki tekad yang kuat sebagai pengusaha. T-e-k-a-d. Kabar baiknya, tekad yang kuat insya Allah bisa mengalahkan alasan-alasan dan kemalasan. Siap?
Jujur aja. Dari segi ekonomi dan bisnis, umat Islam di Tanah Air benar-benar tertinggal saat ini. Ter-ting-gal. Dan repotnya sebagian besar umat Islam belum sadar. Pingsan-kah?
Kita hitung sama-sama ya. Penduduk yang Muslim itu lebih dari 80%. Mayoritas. Tapi kalau kita lihat 100 pengusaha terkaya dan 10 pengusaha terkaya, ternyata yang Muslim cuma segelintir aja. Belasan persen? Nggak nyampe. Minoritas? Ya, itulah faktanya.
Begini. Allah mengizinkan persaingan. Semua kelompok (semua umat) berhak untuk maju dan bersaing. Yang kita lihat sekarang, umat Muslim-nya kurang kompetitif. Yang jadi pengusaha, sedikit. Kalaupun jadi pengusaha, secara umum masih tertinggal sama yang lain.
Hei! Muslim harus melek bisnis. Yang lain sudah melek. Kalau yang lain bisa maju, harusnya Muslim juga bisa.
Muslim nggak boleh nyalahin pihak lain. Nggak boleh juga nyalahin keadaan. Muslim mesti introspeksi. Mesti berbenah. Yang lain sudah maju, Muslim juga harus maju. Dan melaju. Teman-teman setuju? Bantu share ya kalau setuju.
_Ippho Santosa ( Pengusaha, Mentor bisnis & Penulis buku Best Seller 7 Keajaiban Rezeki, Percepatan Rezeki, 10 Jurus Terlarang dll )_
#motivasiship
Komentar
Posting Komentar