Hati-Hati Berpikir Positif!

Dalam kehidupan modern yang progresif kita selalu dianjurkan untuk mengontrol dan mengendalikan ketakutan atau pikiran negatif lain yang kita alami. Pikiran negatif itu biasanya dianjurkan agar dilawan dengan berbagai trik sikap mental dan cara berpikir positif yang justru berpotensi menimbulkan konflik batin. Sebab tanpa kita sadari, energi apa pun yang ditekan atau tidak diakui akan balik menekan sebesar kekuatan kita menekannya. Pikiran negatif berupa ketakutan dan kekhawatiran untuk beberapa saat sepertinya teratasi, namun sebetulnya sama sekali tak lenyap. Ia hanya akan mengendap di dalam bawah sadar. Jadi, ketika pikiran positif terkulai lemah, perasaan negatif itu akan muncul kembali. 

Orang yang salah dalam menerapkan metode seperti ini cenderung mudah terserang stres, depresi, dan SDD (Spiritual Deficit Disorder). SDD Cukup ingat saja pikiran itu seperti awan yang sedang bergerak di permukaan langit biru, atau seperti film yang bergerak di permukaan layar bioskop. Belajarlah untuk fokus hanya pada langit-nya atau layar-nya saja maka apa pun (pikiran) yang bergerak di permukaannya tidak akan terlalu mengganggu Anda. terjadi ketika misalnya seseorang terobsesi untuk menjadi orang yang lebih baik tetapi malah disconnected dengan perasaannya yang sering ia tekan. Sementara keinginannya untuk sukses mendorongnya untuk selalu berpikir positif, walaupun perasaan hatinya tidak nyaman, tidak enak, tidak percaya diri, dan sebagainya. Perasaan tersebut tidak diindahkan, dan ia terus-menerus berusaha untuk berpikir positif. Tentu saja, yang ia peroleh adalah stres karena merasa sudah berusaha berpikir positif tapi sukses tak kunjung bisa diraihnya.

Kalaupun akhirnya bisa mencapai apa yang diinginkan, ia tidak bisa menikmati proses kehidupannya dengan tenang. Hidupnya menjadi tidak seimbang. Ini menjelaskan mengapa ada pengusaha yang hidupnya berlimpah harta tapi mencoba bunuh diri. Atau artis yang sudah sangat populer berbuat tidak senonoh terhadap orang lain. Atau juga pejabat yang hidupnya serba berkecukupan materi masih merasa miskin sehingga melakukan korupsi.

Dengan konsep berpikir positif yang selama ini kita pahami, seseorang yang ingin kaya harus menanamkan dalam pikirannya bahwa ia harus memperbesar keinginannya untuk kaya. Tanpa menyadari jurang yang terjadi antara pikiran ―ingin kaya‖ dan perasaan ―miskin‖ yang semakin melebar. Konsep ini mengabaikan pentingnya memerhatikan perasaan pada saat kita berpikir. 

mengapa kita perlu berhati-hati menerapkan strategi ―berpikir positif‖. 

Pertama, karena sifat kegiatannya yang abstrak, banyak yang tidak menyadari bahwa pikiran negatif dilahirkan dari perasaan negatif yang lebih berupa vibrasi energi, bukan dari pikiran. Sehingga walaupun seperti ada manfaatnya, positive thinking sebenarnya merupakan resep yang keliru untuk mengubah pikiran negatif jadi positif. 

Kedua, karena penyebab timbulnya pikiran negatif adalah suatu perasaan di dalam hati (bawah sadar), maka segala usaha untuk menanamkan pikiran positif yang tidak dilakukan di hati menjadi tidak tepat sasaran. Dan betapa pun mulia niat seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, prosesnya sangat sulit dan hasilnya akan mengecewakan. 

Ketiga, ketika kita melakukan usaha untuk berpikir positif, kita secara tidak sadar ―memusuhi, membenci, dan tidak menyukai‖ bagian dari diri kita sendiri (yang negatif). Seperti hukum alam dan pepatah kuno: ―Apa yang kita benci akan cenderung membesar, dan apa yang kita tekan akan menekan balik‖, hal ini juga berlaku bagi pikiran kita. Bagian negatif diri kita akan semakin terlihat, dan kita akan semakin tidak menghargai diri kita sendiri. 

Pikiran positif yang rasanya ENAK berarti POSITIF Pikiran positif yang rasanya TIDAK ENAK berarti NEGATIF 

sumber : Erbe Sentanu,Quantum Ikhlas

lihat juga : Kemeja Koko Pria Lengan Pendek

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agar Rezeki otomatis mendatangi Kita

Penghalang Kebaikan

Agar Rezeki Kita Berkah dan Belimpah