Boleh Kaya ?

Dalam Islam, mazhab terbesar dan tertua adalah Mazhab Hanafi. Tokoh sentralnya adalah Imam Hanafi (Abu Hanifah), seorang pengusaha besar yang berbisnis minyak dan sutra. Masya Allah..... 

Level usahanya sudah mencapai passive income yang sangat stabil. Malam, beliau sibuk khatam Al-Quran dalam sholat. Siang, beliau sibuk mengajar. Kapan ngurus bisnisnya? Gak perlu terlalu diurus. Karena sudah running well..... 

Salah satu murid Imam Hanafi (Abu Hanifah), kemudian menjadi guru bagi Imam Syafii. Dan ini turut mewarnai pemikiran Imam Syafii tentang harta dan kekayaan. Kisah ini disampaikan kembali oleh #GusBaha dalam salah satu ceramahnya yang berbobot tapi ringan dan humoris..... 

Simak deh kisahnya...

Dulu awal-awal Imam Syafi'i sempat sinis ketika melihat kekayaan. "Harta itu halalnya dihisab dan haramnya diazab," itu menurut beliau. Dan itu memang benar. Jadilah beliau pengagum ulama-ulama miskin. Menurut beliau, inilah orang-orang yang bebas hisab.

Singkat cerita, kemudian beliau belajar ke Imam Malik. Dan beliau benar-benar kaget, ternyata karpet di rumah Imam Malik itu, kalau diinjak, mata kaki bisa tenggelam, saking empuknya. Imam Malik kalau mengajar, kursinya lebih tinggi. Bajunya bagus-bagus. Pokoknya, gaya.

Imam Syafi'i mulai membatin, "Ini orang alim, tapi hartanya berlimpah." Di sisi lain Imam Malik beranggapan, nikmat dari Allah memang harus ditampakkan. 

Setelah sekian lama belajar, akhirnya beliau bertanya ke Imam Malik, apakah dia sudah cukup belajarnya. Kata Imam Malik, sudah cukup. Si murid lantas diminta belajar sama orang alim yang lain, tapi sayangnya orang alim ini sudah wafat. Namanya Abu Hanifah. Begitu penjelasan Imam Malik. 

"Lantas, saya berguru sama siapa lagi?" tanya Imam Syafi’i.

“Temui muridnya yang sealim dia. Namanya, Muhammad Al-Syaibani," jelas Imam Malik.

"Lalu, kapan saya berangkat?" tanya Imam Syafi’i lagi.

"Besok!" seru Imam Malik.

Keesokan harinya, diajaklah Imam Syafi'i sama Imam Malik ke pasar sebelah Baqi' di Madinah. Tangan Imam Syafi’i saat itu digandeng gurunya. Di sana ada rental unta.

Imam Malik bertanya, "Mana kafilah yang hendak ke Iraq? Saya mau sewa."

"Saya, Tuan Malik!" jawab salah satu kafilah di sana.

Imam Syafi'i dikasih uang dan bekal sama Imam Malik. Kata Imam Syafi'i, "Guruku memberiku sekian dinar.” Kalau di-konversi, sekitar Rp 50 juta rupiah. Imam Syafi'i jadi mikir, ulama miskin yang dia kagumi, nggak pernah ngasih uang. Lha ulama kaya ini malah ngasih uang. Mindset-nya mulai berubah.

#IpphoSantosa

#motivasiship

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agar Rezeki otomatis mendatangi Kita

Penghalang Kebaikan

Agar Rezeki Kita Berkah dan Belimpah