Bergaullah dengan para Ulama
Kebodohan adalah lawan dari ilmu. Kebodohan adalah penyakit sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa kebodohan adalah penyakit yang membunuh pemiliknya tanpa disadari. Beliau rahimahullah berkata di dalam kitab An-Nuniyyah:
Kebodohan adalah penyakit yang membunuh. Obatnya adalah 2 hal yang berurutan, yaitu :
>>Pertama, yaitu ilmu dari Al Quran dan Sunnah
>>Kedua, dan dokternya adalah seorang alim robbani
Tidak diragukan lagi bahwa kebodohan adalah penyakit yang membunuh manusia yang tersesat dari kewajiban agamanya. Sehingga menjadikan pemiliknya tidak termasuk orang-orang yang hidup (hatinya). Maka para ulama adalah orang yang hidup, sedangkan yang lainnya adalah orang-orang mati. Sebab kematiannya adalah kebodohan tentang agama mereka, karena kebodohan adalah sesuatu yang menyebabkan kematian. Sehingga setiap orang yang bodoh, dia terbunuh dan mati. Adapun kebodohan itu sendiri tidaklah berada dalam satu tingkatan saja. Akan tetapi, kebodohan itu bermacam-macam. Setiap orang yang bodoh terhadap sesuatu, dia tertimpa kematian dari sisi kebodohannya terhadap sesuatu tersebut.
Perkataan beliau rahimahullah,“Kebodohan adalah penyakit yang membunuh, obatnya adalah 2 hal yang berurutan, (pertama) yaitu ilmu dari Al–Qur’an dan Sunnah.” Dua hal ini –yaitu ilmu Al–Qur’an dan Sunnah- adalah ilmu yang menjelaskan dalil-dalil dari Al–Qur’an dan As–Sunnah, menggunakan sesuai dengan tempatnya, serta membawanya kepada makna yang benar (shahih).
Sedangkan perkataan beliau rahimahullah,“Dan dokternya adalah seorang alim robbani”, maksudnya, tidak setiap orang alim. Akan tetapi seorang alim robbani, yaitu seorang ulama yang takut kepada Allah Ta’ala, bertakwa kepada-Nya dalam setiap perkataan dan perbuatannya.
Oleh karena itu, dalil-dalil dari Al–Qur’an dan As–Sunnah adalah obat bagi orang-orang yang bodoh. Sebagian besar manusia ingin menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri. Mereka bersemangat mempelajari Al–Qur’an dan As–Sunnah, namun mereka tidak mengambil bimbingan dari penjelasan ahlul ilmi. Dan ketika mereka tidak mengambil bimbingan dari para ulama, maka mereka pun tertimpa kesesatan (kebodohan yang mematikan).
Perkataan beliau rahimahullah,“Dan dokternya adalah seorang alim robbani”, adalah ungkapan yang menjelaskan kepadamu bahwa ilmu adalah obat. Jika seseorang datang dan mengambil obat yang tidak sesuai untuknya, maka apakah dia celaka ataukah tidak? Jelas, dia akan celaka.
Kelompok khawarij, mereka tersesat karena mengambil dalil-dalil dari Al–Qur’an dan As–Sunnah, namun tidak menerapkannya dengan tepat. Mereka mengambil (sebagian) dalil dari Al–Qur’an yang menunjukkan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Allah Ta’ala berfirman,
”Dan barangsiapa membunuh orang mukmin secara sengaja, maka balasannya adalah neraka jahannam. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 93).
Orang-orang khawarij berkata,”Ayat ini menunjukkan bahwa mereka adalah kafir”.
Contoh lain, kelompok murji’ah mengambil sebagian dalil dari Al–Qur’an dan tidak menerapkannya dengan tepat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah (tiada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah), maka dia masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 2849. Dinilai hasan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At-Tirmidzi, hadits no. 2638).
#pesanrasulloh
#motivasiship
Komentar
Posting Komentar