Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Bagaimana agar bisa bersyukur dg Takdirmu ?

Ada yang baru saja dilantik menjadi panglima,A da pula yang harus pensiun dari jabatannya. Ada yang menjadi youtuber nomer 1 di asia dgn penghasil 8 miliyar perbulan, Ada pula yang tetap menjadi orang biasa tak di kenal siapa2 dan tak memiliki penghasilan bulanan. Ada sepasang suami-istri yang bahagia karena ia akan segera melahirkan putra keduanya, Ada pula sepasang suami-istri yang baru saja meninggal karena kecelakaan di jalan tol dan meninggalkan putra satu-satunya. Ada yang bahagia karena dapat membeli tiket untuk nonton secara langsung ajang balap super bike, Ada pula yang harus menangis karena kehilangan harta bendanya sebab diterjang banjir. Demikianlah setiap orang berjalan di atas takdirnya. Hitam putih, sedih bahagia, pertemuan perpisahan, miskin kaya, suka duka. Allah Ta'ala menakdirkan semua itu untuk menguji kita semua, Sudahkah kita bersyukur di atas karunia-Nya? atau mampukah kita bersabar dalam cobaan-Nya? Maka jangan sombong ketika diberi, dan jangan berkecil hati

Bagaimana cara agar anda bisa jadi orang hebat ?

Elon Musk pernah ditanya: "Bagaimana caramu membuat roket?" Jawabannya simpel: "Aku baca buku" Ketika kita melihat orang-orang yang sukses dalam bisnis atau dalam kariernya, apa kesamaan di antara mereka? Apa yang mengantarkan mereka ke kesuksesannya saat ini? Motivasi? Tentu. Kerja keras? Pasti. Keberuntungan? Mungkin. Meski demikian, sebagian besar mereka sukses karena kebiasaan kunci mereka yaitu : Membaca Larry Page (CEO Google) ditanya bagaimana dia belajar menjalankan perusahaan, ia menjawab "Saya banyak membaca." Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, membaca setidaknya 50 buku per tahun.  Mark Cuban, owner Dallas Maverick, membaca 3 jam per hari. Tujuannya hanya menemukan 1 ide yang dapat ia gunakan di perusahannya. Tim Corley, berdasarkan data yang ia kumpulkan, mengatakan: 88% orang yang sukses secara finansial membaca minimal 30 menit per hari. Fast Company menyimpulkan rata-rata CEO sukses membaca 60 buku per tahun. Warren Buffet, orang

Bagaimana menyikapi kesulitan hidup

Mengeluh? Mengaduh? Hati hati ...Rezeki bisa menjauh.Teman-teman pun bisa  menjauh. Sesusah-susahnya kita, toh masih ada orang lain yang lebih susah. Betul apa betul? Lantas, buat apa kita berkeluh-kesah? Apalagi sampai menyalah-nyalahkan Sang Pencipta. Orang yang jauh dari Tuhan-nya, ketika masalah menimpa, susahnya akan bertambah-tambah. Kenapa? Karena masalah itu sendiri dan tiadanya ridha Tuhan-nya. Orang yang bersandar sama Yang Maha Kuasa, hampir-hampir tiada masalah yang berarti baginya. Hanya Allah yang besar baginya, yang lain terasa kecil. Repotnya, manusia sering bertindak bodoh. Sehingga masalah pun bertambah-tambah. Walhasil? Hidupnya resah, gelisah, dan terasa serba salah. Hati-hati. Salah satu pesan terbaik saya, hindari mengeluh. Sekali lagi, hindari mengeluh. Lebih baik bersyukur. Tatkala kita bersyukur, solusi pun mendekat. Rekan-rekan kerja juga turut merapat. Bagaimanapun, ngumpul bareng orang-orang yang bersyukur dan ceria itu lebih menyenangkan, ketimbang ngumpul

Bagaimana menyikapi harga sembako yg naik ?

Di pertengahan Februari 2024 harga kebutuhan pokok meningkat, sampai sampai pemerintah mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan beras nasional (akibat fenomena El Nino, produk beras nasional terganggu). Sebagai warga negara, bagaimana kita menyikapi keadaan ini ? Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan, ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻏﻼ ﺍﻟﺴﻌﺮ ﻓﺴﻌﺮ ﻟﻨﺎ “Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﺴﻌﺮ ﺍﻟﻘﺎﺑﺾ ﺍﻟﺒﺎﺳﻂ ﺍﻟﺮﺍﺯﻕ ﻭﺇﻧﻲ ﻵﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻟﻘﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻳﻄﻠﺒﻨﻲ ﺑﻤﻈﻠﻤﺔ ﻓﻲ ﺩﻡ ﺃﻭ ﻣﺎﻝ “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam ur

Jadilah Tajir

Miris, anak-anak sekarang terlalu akademis. Kadang nggak melek bisnis. Beda dengan Nabi Muhammad yang sejak usia 12 tahun menekuni dunia perniagaan sampai usia 37 tahun. Btw, inilah fase hidup Nabi Muhammad menurut Dr Syafii Antonio: 10 – 12   Gembala 12 – 37   Perniagaan 37 – 40   Perenungan 40 – 63   Kenabian Kata guru saya, “Dagang, boleh. Kaya pun boleh. Bukankah konsekuensi dari dagang itu kaya? Bukankah Nabi membuktikan kemampuan dan kemapanan finansialnya?” 20 unta, inilah maskawin Nabi kepada Khadijah RA, menurut kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum. 500 dirham (sekitar Rp 40 juta), ini maskawin Nabi kepada Aisyah RA, menurut hadis riwayat Muslim. Pernahkah Nabi hidup susah? Pernah, yaitu ketika jadi penggembala dan ketika diboikot. Hebatnya Nabi, walaupun lebih lama kaya ketimbang miskin, beliau memilih hidup sederhana. Tapi jangan lupa, Nabi itu aslinya kaya. Kalau kita? Gagal kaya, tapi ngaku-ngaku sederhana, hehehe.  Dulu Syekh Ali Jaber (alm) pernah bilang ke saya, “Manusia pertama y

Hiduplah sederhana, walau engkau kaya raya

Jika kita membeli baju seharga 100 ribu dan 10 juta, Maka kita juga akan mendapatkan fungsi yang sama untuk menutupi badan. Jika kita membeli makanan seharga 20 ribu di warung dan 200 ribu di restoran, Maka kita juga akan mendapatkan rasa kenyang yang sama dan akan berakhir menjadi kotoran yang sama. Jika kita membeli jam seharga 200 ribu dan 20 juta, Maka kita juga akan mendapatkan waktu yang sama. Jika kita membeli tas seharga 300 ribu dan 30 juta, Maka kita juga akan tetap mendapatkan isi dalamnya yang sama. Begitu juga ketika kita naik pesawat atau kendaraan, kita duduk di kursi kelas bisnis atau kelas ekonomi, Maka kita akan tetap sampai pada tujuan dan waktu yang sama. Maka belajarlah untuk fokus pada manfaat dan kebutuhan, bukan pada harga dan gayanya. Apa lagi gengsi. Selama itu kita masih dapat merasakan manfaat yang sama, mengapa harus membuang banyak biaya dan tenaga demi sebuah penilaian manusia. Jangan membiasakan diri menjadi orang yang tampil mewah agar mendapat pujian,